
Oleh : A. Ericho Gautama
Jika kita membahas tentang Adolf Hitler, mungkin pikiran kita langsung tertuju pada kekejamannya yang telah membasmi enam juta orang Yahudi di kamar-kamar gas atau kamp konsentrasi, dan melibatkan 30 juta rakyat Jerman untuk terjun ke neraka perang. Adolf Hitler menjadi kutukan bagi umat manusia saat itu, Dengan kesombongan dan kesuasaannya, Ia melakukan terror di seluruh dunia.
Adolf Hitler lahir pada tanggal 20 April 1889 di Brunau, yang merupakan daerah pinggiran Sungai Inn yang masih termasuk kawasan Austria. Adolf adalah anak ketiga dari perkawinan Ayahnya yang ketiga. Ayahnya adalah seorang kaum minoritas di Australia yang bekerja sebagai seorang pegawai pabean, sebuah profesi yang membuat keluarganya hidup dengan serba berkecukupan pada masa itu. Ibu Adolf bernama Klara Polz, yang memilii enam orang anak, tetapi anak-anaknya kebanyakan meinggal di usia muda. Anaknya yang masih bertahan hidup hanyalah Adolf dan adiknya
Sifatnya yang Keras Sudah Terlihat Ketika Masih Kecil
Ketika kanak-kanak Adolf menjalani hidupnya dengan penuh penderitaan. Ia adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan pemalu. Sifatnya yang keras terlihat ketika Ia sering marah kepada siapapun yang tidak sependapat dengan dirinya. Sejak kecil sudah keliatan sifatnya yang menang sendiri dan tak mau mau menerima kritik dari orang lain.
Semasa masih kanak-kanak, Adolf Hitler paling suka bermain perang-perangan, disaat bermain dengan teman-temannya sudah tampak kepiawaiannya dalam memimpin, mengancam dan memaksa. Pada suatu hari tanpa disengaja permainannya dengan teman-temannya menimbulkn kebakaran di hutan, Adolf mengancam semua temannya untuk bungkam. Kemampuannya yang alami untuk mempengaruhi dan memaksa orang sudah terlihat pada saat berusia 14 tahun, Hitler dikaruniai bola mata yang sangat tajam dan berdaya hipnotis. Sorot matanya yang tajam membantunya memperoleh dukungan dari kawan-kawan politik dan menaklukkan musuh. Hitler juga tergolong sebagai murid yang pemalas dan tidak pandai. Di sekolah ia sering bermalas-malasan, keras kepala, dan tidak mau diatur. Adolf tidak pernah berprestasi dalam pelajaran di sekolah. Nilai-nilainya selalu buruk, satu-satunya kepandaiannya Cuma menggambar. Selain uka menggambar, Ia juga sangat hobi membaca buku. Buku yang ia senangi ialah buku-buku yang berkaitan dengan perang.
Adolf tidak pernah terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan buruk sebagaimana yang tergolong pada kenakalan remaja. Ia tidak punya masalah dengan ketergantungan alkohol, obat-obatan terlarang, dan perempuan, bahkan ia juga tidak merokok.
Sebagai Seniman yang Gagal dan Hidup Menggelandang
Setelah menyelesaikan sekolahnya, dengan berbekal kemampuan menggambar dan cita-citanya sebagai pelukis, Ia pun pergi ke Wina. Disana Ia mencoba mendaftarkan diri di Akademi Kesenian, namun Ia dinyatakan gagal dan ditolak. Namun Ia tetap bertahan di Wina walaupun tanpa kerja. Dengan uang pemberian Ibunya, Hitler mampu bertahan hidup disana walaupun tanpa kerja. Sehari-harinya hanya diisi dengan bersenang-senang dan menonton sandiwara. Orang-orang di desanya mengira dia sedang belajar di Wina.
Dengan gaya hidupnya yang tidak produktif, uang warisan ibunya semakin menipis. Hitler memutuskan untuk berpindah tempat ke tempat penginapan yang lebih murah. Ketika uangnya betul-betul habis, mulailah Hitler merasakan keksengsaraan hidup sebagai gelandangan. Sering ia bermalam di taman, atau tidur di bawah gerbang rumah orang kaya. Karena kondisi yang sangat memprihatinkan, Hitler terpakasa harus bekerja serabutan, pernah melukis postcard, membersihkan karpet, dan menjadi kondektur
Tumbuhnya Dendam
Penderitaan yang dialaminya lalu mjenumbuhkan dendam, dendam itu tertuju kepada orang-orang Yahudi, yang dianggapnya sebagai penyebab penderitannya.Masa-masa yang penuh penderitaan inilah yang telah mempertajam kepribadian Hitler sebagai seorang yang ekstrem. Ia pun mulai mempelajari ide-ide politik yang tidak masuk akal, seperti koinsep rasial tentang superioritas ras Arya dan menganggap ras Arya adalah ras paling atas dari semua ras yang ada di dunia.
Ada dua hal yang membuat Hitler menjadi seorang diktator yang kejam, yang pertama tentang konsep rasial mengenai superioritas ras Rasia dan kebenciannya yang tak tertahankan kepada bangsa Yahudi.
Membangun Nazi dan Melakukan Pembantaian
Kekalahan Jerman di Perang Dunia II mengakibatkan perekonomian di negara tersebut menjadi merosot tajam, dan kenaikan inflasi. Rakyat Jerman pun menderita kelaparan. Begitu perang usai, Hitler dengan kapasitas jabatannya sebagai pengawas kelompok-kelompok politik, Ia mulai berinteraksi dengan pertain buruh di Jerman, kemudian dikenal dengan Nationalist Socialism atau Nazi, Dalam partai Nazi, Hitler mengembangkan suasana baru yang berbau militerisme. Dibawah kepemimpinan Hitler, kaum Nazi seolah mendapatkan energi yang luar biasa untuk berkembang.
Kebijakan-kebijakan rasial mulai dijalankan di seluruh Jerman. Hitler berusaha menjaga kemurnian ras Arya dan membasmi ras-ras lain yang dianggapnya lebih rendah. Orang Yahudi yang tinggal di Jerman menjadi sasaran utama dari kebijakan Hitler. Ruang gerak orang Yahudi di Jerman dibatasi. Dari waktu ke waktu, penderitaan yang ditujukan kepada orang-orang Yahudi semakin berat. Pada tanggal 9 November 1938, sebuah anarkisme terjadi. Masa Nazi secara brutal membunuhi puluhan orang Yahudi dan membuat kerusuhan di pemukiman.
Bukannya menghukum para pembuat kerusuhan , pemerintahan Hitler justru mengkambing hitamkan orang-orang Yahudi sendiri yang dituduh memprovokasi aksi masa. Akibatnya lebih dari 30 ribu orang Yahudi dikirim ke kamar gas beracun dan dilakukan pembunuhan masal. Cara yang tidak manusiawi terjadi pada waktu itu, ketika rasa kebencian menghapuskan rasa kemanusiaan seorang pemimpin.
Berakhirnya Sebuah Kekuasaan
Dibawah kekuasaan Hitler, pasukan Jerman melakuan penaklukan-penaklukan yang begitu menakutkan seluruh bangsa lain. Wilayah pendudukan Jerman pada masa pemerintahan Nazi mencapai ukuran yang tak pernah dicapai oleh siapapun dalam sejarah.
Namun segalanya berlangsung singkat, kekalahan di tahun 1945 mengakibatkan Jerman tidak mempunyai kekuatan pada tingkat manapun. Jutaan penduduk sipil diperintah oleh musuh yang menang perang. Kepada pasukan asing, penduduk Jerman menggantungkan hidupnya. Mereka mendapatkan makanan untuk bertahan hidup dari pasukan asing.
Begitulah keadaan sebuah negeri akibat kegilaan seorang Adolf Hitler. Juga akibat kebodohan mereka yang menjadi pengikutnya secara mebabi buta, Berpuluh-puluh tahun lamanya Jerman harus berusaha bangkit akibat kegilaan Hitler.
“ Kediktatoran adalah petualangan besar yang akan runtuh dengan meminta pengorbanan dan darah “( Jenderal de Gaulle)
Sumber : the death of Adolf Hitler, Agustinus Prambudi