
oleh : A. Ericho Gautama
Orang kiri identik dengan kaum pemberontak, penentang dan radikal, pergerakannya di dasari atas penyimpangan yang di lakukan oleh kaum elite (penguasa) dan penindasan terhadap kaum jelata. Kaum kiri merasa tergugah hatinya untuk menghentikan penindasan dan ketidak adilan yang menimpa kaum jelata. Mereka memiliki anggapan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik harus di awali dengan sebuah perlawanan. Pergerakan mereka berupa perjuangan fisik maupun pemikiran – pemikiran yang bersifat radikal. Protes dan kritik tajam sering di tujukan bagi kaum penguasa yang melakukan penyimpangan dan ketidak adilan. Tak heran jika mereka sering mendapat teror maupun hukuman pidana karena perlawanan mereka terhadap penguasa dan sistem yang berlaku di negaranya.
Pergulatan mereka untuk selalu mengedepankan kaum miskin dan kaum tertindas menjadi hal positif yang di miliki kaum kiri. Anti dengan penguasa, kaum yang berbaju megah dan berkendaraan mewah menjadi ciri khas dari kaum kiri. Mereka beranggapan bahwa kebanyakan kaum penguasa tidak peduli terhadap kaum miskin dan kaum tertindas, mereka lebih sibuk dengan urusan kekayaan dan kemakmuran mereka sendiri. Kaum kiri tidak percaya dengan mulut – mulut manis para penguasa yang hanya memberikan janji terhadap suatu perubahan tanpa ada bukti. Sering kita memiliki asumsi bahwa orang – orang yang termasuk kaum kiri adalah penjahat bangsa, tapi apakah penindasan dan ketidak adilan dapat dihentikan tanpa ada orang – orang yang menentangnya?
Banyak tokoh yang termasuk golongan kaum kiri berasal dari luar maupun dalam negeri. Che Guevara misalnya, seorang pejuang kaum tertindas berkebangsaan Argentina ini menjadi suatu icon orang kiri yang banyak di gandrungi anak muda di segala penjuru dunia. Che Guevara adalah seorang tokoh revolusi kuba yang peduli akan nasib kaum miskin dan kaum tertindas.. Latar belakangnya sendiri adalah seorang dokter, tapi dengan gelar yang di peroleh tidak menghalangi langkahnya untuk berjuang. Disaat pertama kali berjuang, Che Guevara ditugaskan sebagai tenaga medis yang mengobati pasukan – pasukan yang terluka di medan perang, tetapi karena kepeduliannya terhadap sesama ia tergugah untuk ikut menjadi pasukan perang dan meninggalkan kotak medis yang di bawanya. Inilah saat yang kemudian di sebut sebagai masa transisinya dari dokter menjadi seorang pejuang. Ia tergugah untuk berjuang karena penindasan yang dialami sesamanya tidak kunjung berkurang. Penindasan itu sendiri berasal dari pemimpin diktator yang sewena- wena terhadap rakyat jelata. Bersama rekan perjuangannya Fidel Castro, Che Guevara mampu menggulingkan diktator Kuba, Fulgencio Batista. Pada tahun 1959 Che Guevara di angkat sebagai komandan penjara disalah satu kota di Kuba, tetapi ia merasa di luar sana masih banyak orang – orang miskin tertindas yang lebih perlu di perhatikan dari pada sebuah jabatan, Ia pun melepas jabatan yang di berikan kepadanya. Tidak seperti para pemimpin yang lain yang haus akan jabatan, dia meninggalkan hak hak istimewa yang di berikan kepadanya dan kembali terjun ke medan perang revolusioner.
Pada tahun 1966 Che Guevara melanjutkan perjuangannya ke Bolivia, maksud dari perjuangannya adalah menjatuhkan pemerintahan militer Bolivia yang pro Amerika Serikat. Berbagai ancaman dan teror sering ia peroleh karena pembertontakannya. Pasukan militer Amerika yang terlatih di kerahkan untuk menangkap Che Guevara. Kelompok anti pemberontak yang di motori pasukan militer Amerika mengetahui lokasi perkemahan Che Guevara dan pasukannya, dan pada tanggal 8 oktober 1967 perkemahan itu di kepung dan Che Guevara ditangkap. Keesokan hari Che Guevara dibunuh oleh para serdadu Bolivia. Kematiannya pun hingga saat ini menjadi peristiwa historis dan kontroversial.
Jika kita mencari kaum kiri yang berasal dari dalam negeri, Soe Hok Gie adalah orangnya. Mungkin ketenarannya tidak sebanding dengan tokoh – tokoh sejarah Indonesia lainnya, jadi tak heran jika kita tidak menemukan tokoh ini di buku – buku sejarah yang kita pelajari di bangku sekolah dulu. Soe Hok Gie yang biasa dikenal dengan sapaan Gie adalah seorang aktifis mahasiswa UI yang berdarah Cina. Gie terkenal sebagai aktivis dan pendiri MAPALA ( Mahasiswa Pencinta Alam ) dikampusnya, karena Ia memiliki hobi mendaki gunung bersama teman – temannya. Ia dikenal sebagai sebagai pemuda yang memiliki keperdulian dan pengamatan tajam terhadap situasi masyarakat. Dengan bahasa yang lugas tanpa basa – basi mengeluarkan kritik terhadap apa yang ia anggap ketidakbenaran dan penyimpangan terhadap nilai – nilai keadilan dan kemanusiaan. Ia juga sering melakukan aksi ” tunjuk hidung”, atau menyebut langsung nama – nama penguasa yang melakukan penyimpangan.
Disaat era pergolakan tahun 1965 banyak keturunan cina yang mengganti nama, termasuk kakaknya mengganti nama menjadi Arif Budiman, Gie tetap menyandang nama Soe Hok Gie. Ia tidak mau terbawa arus politik yang akhirnya nanti tidak memihak kepada rakyat. Banyak kritikan yang ia lontarkan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada rakyat. Gie yang juga dikenal sebagai penulis, pernah menuliskan penyimpangan – penyimpangan yang di lakukan pemerintah di era Soekarno, keberaniannya ini mengakibatkan Ia serting mendapat teror dari berbagai pihak, Ia juga pernah dikucilkan masyarakat karena sifatnya yang pemberontak, tetapi menurut dia lebih baik dikucilkan dari pada harus jadi pengecut yang membiaran ketidak adilan itu terjadi. Gie juga terlibat dalam pergerakan Tritura yang berhasil menggulingkan pemertintahan Soekarno yang kemudian beralih ke orde baru. Semua pergerakan yang ia lakukan berdasarkan prinsip yang ia tanamkan yaitu mengedepankan kepentingkan rakyat dan tidak mau terlibat dalam pemerintahan, tidak seperti teman – temannya dulu yang aktif dalam pergerakan membela rakyat tetapi setelah itu duduk di kursi empuk pemerintahan.
Soe Hok Gie wafat pada tanggal 16 Desember 1969, Gie wafat ketika mendaki gunung Semeru karena menghisap gas beracun. Gie juga memiliki firasat atas kamatiannya, terbukti dengan kutipan dari tulisan terakhirnya menyebutkan ” Berbahagialah engkau yang mati muda”. Banyak karya – karya Gie yang sekarang sudah diedarkan, seperti CATATAN SEORANG DEMONSTRAN dan ORANG – ORANG DI PERESIMPANGAN KIRI JALAN. Hingga saat ini meski Ia termasuk golongan orang kiri tetapi ia menjadi tokoh yang di kagumi oleh orang – orang kanan karena keberaniannya dan kepeduliannya terhadap masyarakat.
Jika kita membandingkan kedua tokoh tersebut ada banyak persamaan yang dimiliki mereka, persamaannya antara lain mereka berjuang demi kepentingan rakyat tertindas dan tidak mau terlibat dalam urusan pemerintahan. Mereka juga memiliki keberanian untuk menentang kebijakan – kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Suatu keteladanan yang perlu kita tiru di era modern seperti ini. Di jaman anak muda sekarang yang masih menjunjung tinggi apatisme dan tidak peduli dengan penderitaan sesama, di sisi lain para penguasa berlomba berebut jabatan dan tidak berpihak kepada rakyat. Suatu keadaan yang membuat bangsa ini tidak terlepas dari keterpurukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar