Senin, 26 Juli 2010

LEFT EVENT



UAJY FACULTY OF LAW PRESENT
7 AUGUST 2010
@ AUDITORIUM RRI

LEFT EVENT



TRIUMPH OF THE DECADE
SLACKERS 10TH ANNIVERSARY
@JOGJA NATIONAL MUSEUM
SUNDAY, AUGUST 1ST 2010
10AM-11PM
PERFORMS : SOMETHING WRONG, SERIGALA MALAM,
MORNING HORNY, MONKEY BUSSINES

ADOLF HITLER : PERUBAHAN HIDUPNYA DARI SENIMAN GAGAL MENJADI DIKTATOR KEJAM


Oleh : A. Ericho Gautama

Jika kita membahas tentang Adolf Hitler, mungkin pikiran kita langsung tertuju pada kekejamannya yang telah membasmi enam juta orang Yahudi di kamar-kamar gas atau kamp konsentrasi, dan melibatkan 30 juta rakyat Jerman untuk terjun ke neraka perang. Adolf Hitler menjadi kutukan bagi umat manusia saat itu, Dengan kesombongan dan kesuasaannya, Ia melakukan terror di seluruh dunia.

Adolf Hitler lahir pada tanggal 20 April 1889 di Brunau, yang merupakan daerah pinggiran Sungai Inn yang masih termasuk kawasan Austria. Adolf adalah anak ketiga dari perkawinan Ayahnya yang ketiga. Ayahnya adalah seorang kaum minoritas di Australia yang bekerja sebagai seorang pegawai pabean, sebuah profesi yang membuat keluarganya hidup dengan serba berkecukupan pada masa itu. Ibu Adolf bernama Klara Polz, yang memilii enam orang anak, tetapi anak-anaknya kebanyakan meinggal di usia muda. Anaknya yang masih bertahan hidup hanyalah Adolf dan adiknya

Sifatnya yang Keras Sudah Terlihat Ketika Masih Kecil
Ketika kanak-kanak Adolf menjalani hidupnya dengan penuh penderitaan. Ia adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan pemalu. Sifatnya yang keras terlihat ketika Ia sering marah kepada siapapun yang tidak sependapat dengan dirinya. Sejak kecil sudah keliatan sifatnya yang menang sendiri dan tak mau mau menerima kritik dari orang lain.

Semasa masih kanak-kanak, Adolf Hitler paling suka bermain perang-perangan, disaat bermain dengan teman-temannya sudah tampak kepiawaiannya dalam memimpin, mengancam dan memaksa. Pada suatu hari tanpa disengaja permainannya dengan teman-temannya menimbulkn kebakaran di hutan, Adolf mengancam semua temannya untuk bungkam. Kemampuannya yang alami untuk mempengaruhi dan memaksa orang sudah terlihat pada saat berusia 14 tahun, Hitler dikaruniai bola mata yang sangat tajam dan berdaya hipnotis. Sorot matanya yang tajam membantunya memperoleh dukungan dari kawan-kawan politik dan menaklukkan musuh. Hitler juga tergolong sebagai murid yang pemalas dan tidak pandai. Di sekolah ia sering bermalas-malasan, keras kepala, dan tidak mau diatur. Adolf tidak pernah berprestasi dalam pelajaran di sekolah. Nilai-nilainya selalu buruk, satu-satunya kepandaiannya Cuma menggambar. Selain uka menggambar, Ia juga sangat hobi membaca buku. Buku yang ia senangi ialah buku-buku yang berkaitan dengan perang.
Adolf tidak pernah terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan buruk sebagaimana yang tergolong pada kenakalan remaja. Ia tidak punya masalah dengan ketergantungan alkohol, obat-obatan terlarang, dan perempuan, bahkan ia juga tidak merokok.

Sebagai Seniman yang Gagal dan Hidup Menggelandang
Setelah menyelesaikan sekolahnya, dengan berbekal kemampuan menggambar dan cita-citanya sebagai pelukis, Ia pun pergi ke Wina. Disana Ia mencoba mendaftarkan diri di Akademi Kesenian, namun Ia dinyatakan gagal dan ditolak. Namun Ia tetap bertahan di Wina walaupun tanpa kerja. Dengan uang pemberian Ibunya, Hitler mampu bertahan hidup disana walaupun tanpa kerja. Sehari-harinya hanya diisi dengan bersenang-senang dan menonton sandiwara. Orang-orang di desanya mengira dia sedang belajar di Wina.
Dengan gaya hidupnya yang tidak produktif, uang warisan ibunya semakin menipis. Hitler memutuskan untuk berpindah tempat ke tempat penginapan yang lebih murah. Ketika uangnya betul-betul habis, mulailah Hitler merasakan keksengsaraan hidup sebagai gelandangan. Sering ia bermalam di taman, atau tidur di bawah gerbang rumah orang kaya. Karena kondisi yang sangat memprihatinkan, Hitler terpakasa harus bekerja serabutan, pernah melukis postcard, membersihkan karpet, dan menjadi kondektur

Tumbuhnya Dendam
Penderitaan yang dialaminya lalu mjenumbuhkan dendam, dendam itu tertuju kepada orang-orang Yahudi, yang dianggapnya sebagai penyebab penderitannya.Masa-masa yang penuh penderitaan inilah yang telah mempertajam kepribadian Hitler sebagai seorang yang ekstrem. Ia pun mulai mempelajari ide-ide politik yang tidak masuk akal, seperti koinsep rasial tentang superioritas ras Arya dan menganggap ras Arya adalah ras paling atas dari semua ras yang ada di dunia.
Ada dua hal yang membuat Hitler menjadi seorang diktator yang kejam, yang pertama tentang konsep rasial mengenai superioritas ras Rasia dan kebenciannya yang tak tertahankan kepada bangsa Yahudi.

Membangun Nazi dan Melakukan Pembantaian
Kekalahan Jerman di Perang Dunia II mengakibatkan perekonomian di negara tersebut menjadi merosot tajam, dan kenaikan inflasi. Rakyat Jerman pun menderita kelaparan. Begitu perang usai, Hitler dengan kapasitas jabatannya sebagai pengawas kelompok-kelompok politik, Ia mulai berinteraksi dengan pertain buruh di Jerman, kemudian dikenal dengan Nationalist Socialism atau Nazi, Dalam partai Nazi, Hitler mengembangkan suasana baru yang berbau militerisme. Dibawah kepemimpinan Hitler, kaum Nazi seolah mendapatkan energi yang luar biasa untuk berkembang.
Kebijakan-kebijakan rasial mulai dijalankan di seluruh Jerman. Hitler berusaha menjaga kemurnian ras Arya dan membasmi ras-ras lain yang dianggapnya lebih rendah. Orang Yahudi yang tinggal di Jerman menjadi sasaran utama dari kebijakan Hitler. Ruang gerak orang Yahudi di Jerman dibatasi. Dari waktu ke waktu, penderitaan yang ditujukan kepada orang-orang Yahudi semakin berat. Pada tanggal 9 November 1938, sebuah anarkisme terjadi. Masa Nazi secara brutal membunuhi puluhan orang Yahudi dan membuat kerusuhan di pemukiman.
Bukannya menghukum para pembuat kerusuhan , pemerintahan Hitler justru mengkambing hitamkan orang-orang Yahudi sendiri yang dituduh memprovokasi aksi masa. Akibatnya lebih dari 30 ribu orang Yahudi dikirim ke kamar gas beracun dan dilakukan pembunuhan masal. Cara yang tidak manusiawi terjadi pada waktu itu, ketika rasa kebencian menghapuskan rasa kemanusiaan seorang pemimpin.


Berakhirnya Sebuah Kekuasaan
Dibawah kekuasaan Hitler, pasukan Jerman melakuan penaklukan-penaklukan yang begitu menakutkan seluruh bangsa lain. Wilayah pendudukan Jerman pada masa pemerintahan Nazi mencapai ukuran yang tak pernah dicapai oleh siapapun dalam sejarah.
Namun segalanya berlangsung singkat, kekalahan di tahun 1945 mengakibatkan Jerman tidak mempunyai kekuatan pada tingkat manapun. Jutaan penduduk sipil diperintah oleh musuh yang menang perang. Kepada pasukan asing, penduduk Jerman menggantungkan hidupnya. Mereka mendapatkan makanan untuk bertahan hidup dari pasukan asing.
Begitulah keadaan sebuah negeri akibat kegilaan seorang Adolf Hitler. Juga akibat kebodohan mereka yang menjadi pengikutnya secara mebabi buta, Berpuluh-puluh tahun lamanya Jerman harus berusaha bangkit akibat kegilaan Hitler.

“ Kediktatoran adalah petualangan besar yang akan runtuh dengan meminta pengorbanan dan darah “( Jenderal de Gaulle)

Sumber : the death of Adolf Hitler, Agustinus Prambudi

POTRET LAIN DI HARI ANAK NASIONAL


Oleh : A. Ericho Gautama

Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kerja keras dan semangat yang tinggi menjadi modal untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja seadanya asal mampu menjadi sumber penghasilan, dengan ikhlas dilakukan mereka yang tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup seperti sekarang ini. Tidak peduli lagi dengan tanggapan orang lain apakah pekerjaan tersebut pantas dilakukan atau tidak, yang penting ada sesuap nasi untuk nanti dan hari esok.

Di zaman yang serba susah dengan kondisi perekonomian yang semakin buruk, serta bertambahnya kebutuhan hidup yang semakin hari semakin banyak, menyebabkan mereka yang masih di usia belia harus rela bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup karena tidak mungkin hanya mengandalkan penghasilan orang tua. Kondisi yang memprihatinkan jika anak-anak yang seharusnya hanya sibuk dengan urusan belajar harus dipaksa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menjadi seorang pengamen atau anak jalanan menjadi suatu pilihan bagi anak – anak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Panasnya matahari dan dinginnya malam tak menjadi penghalang bagi anak jalanan demi terpenuhinya kebutuhan hidup.

Di padatnya aktivitas dan ramainya jalan raya kota Jogja, saya berhasil mewawancarai seorang anak jalanan yang setiap hari ngamen di lampu lalu lintas Jalan Gejayan. Anak jalanan yang berhasil kami wawancarai bernama Desi. Setiap hari sekitar jam 3 sore Desi bersama teman – temannya yang juga anak jalanan mulai berangkat dari rumah singgah menuju jalan raya untuk mengamen. Dengan berbekal sebuah gitar Ia menghampiri setiap pengguna jalan yang berhenti saat lampu merah untuk mendapatkan uang. Perasaan malu atau takut sudah tidak ada lagi dalam dirinya, yang terpenting menurut Desi dapat mencari uang untuk biaya hidup. Setiap hari Desi mampu mungumpulkan uang sebanyak lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah. Meski jumlah uang yang diperoleh kecil, Ia merasa bersyukur karena masih bisa makan dan merasa senang bisa kumpul dengan teman- temannya yang juga bekerja menjadi anak jalanan. Meski Desi bekerja sebagai anak jalanan, Ia juga bersekolah di salah satu SMK swasta di Jogja. Sekarang dia duduk di bangku kelas dua. Ia tak pernah merasa malu dengan teman – teman sekolahnya meski bekerja sebagai anak jalanan. Menurut Desi meski kondisi ekonomi susah, ia harus tetap sekolah karena pendidikan sangatlah penting untuk bekal masa depan. Suatu kerja keras yang perlu kita contoh di zaman sekarang yang semakin hari semakin banyak orang malas dan pasrah dalam menghadapi kesulitan hidup.

Kondisi ekonomi keluarga yang sulit menjadi alasan Desi harus bekerja sebagai anak jalanan. Ia tidak mungkin hanya mengandalkan penghasilan dari kedua orang tuanya. Ayah Desi bekerja sebagai pengantar es ke warung – warung, sedangkan ibunya juga bekerja sebagai pengamen di lampu lalu lintas. Apalagi Desi masih punya dua adik yang masih kecil. Desi harus bekerja keras untuk membiayai sekolahnya dan membayar uang rumah kontrakan yang dipergunakan sebagai tempat tinggal keluarganya. Meski sebetulnya Ia sudah bosan dengan pekerjaan yang dilakukan, Ia tetap melakukan pekerjaannya sebagai anak jalanan untuk memenuhi biaya hidup. Ia memiliki harapan setelah lulus nanti Ia dapat memperbaiki kehidupan keluarganya.Ia juga memiliki harapan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan anak jalanan agar hidupnya lebih baik dan jumlah anak jalanan dapat berkurang.

Inilah contoh kecil potret seorang anak jalanan yang terus berjuang melawan getirnya hidup, apakah euphoria peringatan Hari Anak Nasional dapat Ia rasakan, berjuta-juta anak bernasib sama seperti dirinya, membanting tulang untuk sesuap nasi. Dimana para manusia yang ditunjuk sebagai para pemimpin Bangsa ini? Apakah mereka terlalu sibuk dengan Loby- Loby dan Korupsi sehingga melupakan anak-anak yang menjadi tumpuan harapan Bangsa ini.


Thank to : Desi (anak jalanan di jalan Affandi)

Minggu, 25 Juli 2010



BURGER KILL
31 Juli 2010
@ Stadion Kridosono Jogja
also perform : white shoes and the couples company

LEFT EVENT



SUPERMAN IS DEAD
31 Juli 2010
@ Alun-Alun Utara Jogja,
also perform
Captain Jack,Jeruji,Jenny,

Selasa, 13 Juli 2010

LEFT EVENT




JOGJA BREBEG#19
SOUTHERN BRUTALLITY PRESENT
01 AGUSTUS 2010
GEDUNG BAYONET TNI AD YOGYAKARTA

LEFT EVENT



TORTURE KILL VI
23 JULY 2010
START 2PM - TILL BORED
at Exs BIOSKOP PERMATA
Jln. Sultan Agung Pakualaman- YK
HTM : Rp.10.000,-
(CRANIAL INCISORED, SEPTICEMA, DAMNATION,and manymore)

Senin, 12 Juli 2010

LEFT EVENT



DISTORSOUND ON SUNDAY

AT EXS BIOSKOP PERMATA

18 JULY 2010

10.00 AM till die

LEFT EVENT



CAPTAIN JACK CONCERT
MONSTER JACKERS SEE U AGAIN ON
17 JULY 2010
at PARKING LOT MC.D SUDIRMAN JOGJA
KILLING TIME 21.00

LEFT EVENT



JOGJA BLACK FEST

Tanggal:
18 Juli 2010
Waktu:
9:00 - 22:30
Tempat:
GEDUNG TNI AD JOGJAKARTA

SIMBOL PERLAWANAN ITU MENJUAL


OLEH : A. ERICHO GAUTAMA

Sering kita menjumpai sebuah tulisan, poster, film, t-shirt, genre musik maupun pernak-pernik yang mencerminkan sebuah simbol perlawanan. Simbol-simbol perlawanan tersebut dapat berupa sebuah tulisan atau seruan untuk melawan sebuah budaya maupun sistem yang telah merugikan banyak pihak. Simbol tersebut juga berupa tokoh-tokoh yang identik dengan sebuah pergerakan perlawanan. Semangat yang tertulis dalam seruan perlawanan itulah yang menjadi daya tarik para konsumen untuk mengenakan atribut yang berbau perlawanan. Generasi muda yang memiliki semangat membara merupakan segmen pasar dari pernak-pernik simbol perlawanan tersebut, kita sering menjumpai anak-anak muda yang mengenakan kaos bergambar tokoh-tokoh perlawanan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Che Guevara merupakan tokoh perlawanan dari luar negeri yang banyak digandrungi para generasi muda saat ini. Sedangkan yang berasal dari dalam negeri, Soe Hok Gie seorang aktivis dari UI menjadi tokoh favorit, bahkan kisah perjuangannya pernah difilmkan dan berhasil menarik perhatian para pecinta film dalam negeri. Bisa dibilang film ini telah meraih kesuksesan. Tidak kita sadari bahwa simbol-simbol perlawanan saat ini telah memiliki penggemar yang banyak jumlahnya.

Pergeseran cara perlawanan

Jika kita mengartikan sebuah perlawanan di zaman sebelum Bangsa ini merdeka, ataupun di era Soe Hok Gie dulu. Perlawanan diartikan sebuah pergerakan untuk melawan sebuah sistem ataupun pihak yang dirasa telah semena-mena terhadap kaum tertindas. Perjuangan dilakukan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran, bahkan nyawa menjadi taruhan atas perjuangan tersebut. Kolektifitas masa telah mampu menumbangkan seorang penguasa. Dengan semangat dan keberanian mereka telah mampu mendobrak suatu sistem yang salah. Kita bisa membayangkan betapa susahnya melakukan perlawanan ketika di zaman itu. Mereka harus turun ke jalan, berteriak-teriak bahkan harus rela berperang. Sebagai penghormatan maupun rasa bangga terhadap tokoh-tokoh perlawanan tersebut, banyak pihak yang merasa perlu untuk mengabadikan simbol-simbol perjuangan mereka. Para pengusaha pakaian, penulis, para musisi, bahkan para insan perfilman. Para pengusaha pakaian membuat desain kaos yang bergambar tokoh-tokoh perlawanan maupun desain yang bertuliskan tentang seruan-setuan untuk melawan. Cara ini dilakukan untuk memprovokasi para konsumen agar memiliki jiwa pemberani seperti parta tokoh perlawanan itu sendiri. Para musisi juga membuat lagu dengan lirik-lirik kritis sebagai bentuk perjuangan mereka. Kita kenal Iwan Fals, Slank, Rage Against The Machine, Bob Marley sebagai musisi yang menyerukan perlawanan serta kritik sosial terhadap sistem yang merugikan rakyat. Bentuk-bentuk perlawanan seperti inilah yang sering dilakukan saat ini. Dengan adanya kebebasan dalam berkreasi telah memberikan kesempatan bagi semua orang untuk berkarya dengan cara mereka sendiri. Ditengah-tengah budaya mainstream yang semuanya hampir seragam, dari segi life style, musik, hingga film yang kebanyakan didominasi dengan tema percintaan. Para pelaku seni dengan menempatkan simbol perlawanan telah mampu mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat. Mereka dianggap sebagai pelaku seni yang peduli dengan lingkungan sosialnya, bahkan karya-karya mereka telah sukses dan diterima ditengah-tengah masyarakat, meskipun sering juga mendapatkan peringatan dari aparat.

Menjadi Strategi Pemasaran yang Baik

Ditegah-tengah serbuan budaya mainstream sekarang ini, dari segi life style hingga genre music yang semuanya hampir seragam, masyarakat kita membutuhkan sesuatu yang berbeda. Atribut perlawanan menjadi pilihan yang tepat sebagai budaya tanding dari budaya mainstream tersebut. Untuk menarik konsumen khususnya para anak muda, disadari atau tidak bahwa simbol-simbol perlawanan telah memiliki penggemar yang jumlahnya tidak sedikit. Hal ini terjadi karena para anak muda ingin tampil beda dengan mengenakan atribut-atribut perlawanan tersebut. Dengan mengenakan kaos yang bergambar tokoh maupun slogan perlawanan akan menimbulkan kesan bahwa pemakainya memiliki semangat dan idealis yang tinggi. Inilah budaya tanding yang terjadi saat ini, simbol-simbol perlawanan telah menjadi sebuah strategi pamasaran yang baik karena peminatnya semakin banyak.

SISI LAIN DARI ORANG KIRI


oleh : A. Ericho Gautama

Orang kiri identik dengan kaum pemberontak, penentang dan radikal, pergerakannya di dasari atas penyimpangan yang di lakukan oleh kaum elite (penguasa) dan penindasan terhadap kaum jelata. Kaum kiri merasa tergugah hatinya untuk menghentikan penindasan dan ketidak adilan yang menimpa kaum jelata. Mereka memiliki anggapan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik harus di awali dengan sebuah perlawanan. Pergerakan mereka berupa perjuangan fisik maupun pemikiran – pemikiran yang bersifat radikal. Protes dan kritik tajam sering di tujukan bagi kaum penguasa yang melakukan penyimpangan dan ketidak adilan. Tak heran jika mereka sering mendapat teror maupun hukuman pidana karena perlawanan mereka terhadap penguasa dan sistem yang berlaku di negaranya.

Pergulatan mereka untuk selalu mengedepankan kaum miskin dan kaum tertindas menjadi hal positif yang di miliki kaum kiri. Anti dengan penguasa, kaum yang berbaju megah dan berkendaraan mewah menjadi ciri khas dari kaum kiri. Mereka beranggapan bahwa kebanyakan kaum penguasa tidak peduli terhadap kaum miskin dan kaum tertindas, mereka lebih sibuk dengan urusan kekayaan dan kemakmuran mereka sendiri. Kaum kiri tidak percaya dengan mulut – mulut manis para penguasa yang hanya memberikan janji terhadap suatu perubahan tanpa ada bukti. Sering kita memiliki asumsi bahwa orang – orang yang termasuk kaum kiri adalah penjahat bangsa, tapi apakah penindasan dan ketidak adilan dapat dihentikan tanpa ada orang – orang yang menentangnya?

Banyak tokoh yang termasuk golongan kaum kiri berasal dari luar maupun dalam negeri. Che Guevara misalnya, seorang pejuang kaum tertindas berkebangsaan Argentina ini menjadi suatu icon orang kiri yang banyak di gandrungi anak muda di segala penjuru dunia. Che Guevara adalah seorang tokoh revolusi kuba yang peduli akan nasib kaum miskin dan kaum tertindas.. Latar belakangnya sendiri adalah seorang dokter, tapi dengan gelar yang di peroleh tidak menghalangi langkahnya untuk berjuang. Disaat pertama kali berjuang, Che Guevara ditugaskan sebagai tenaga medis yang mengobati pasukan – pasukan yang terluka di medan perang, tetapi karena kepeduliannya terhadap sesama ia tergugah untuk ikut menjadi pasukan perang dan meninggalkan kotak medis yang di bawanya. Inilah saat yang kemudian di sebut sebagai masa transisinya dari dokter menjadi seorang pejuang. Ia tergugah untuk berjuang karena penindasan yang dialami sesamanya tidak kunjung berkurang. Penindasan itu sendiri berasal dari pemimpin diktator yang sewena- wena terhadap rakyat jelata. Bersama rekan perjuangannya Fidel Castro, Che Guevara mampu menggulingkan diktator Kuba, Fulgencio Batista. Pada tahun 1959 Che Guevara di angkat sebagai komandan penjara disalah satu kota di Kuba, tetapi ia merasa di luar sana masih banyak orang – orang miskin tertindas yang lebih perlu di perhatikan dari pada sebuah jabatan, Ia pun melepas jabatan yang di berikan kepadanya. Tidak seperti para pemimpin yang lain yang haus akan jabatan, dia meninggalkan hak hak istimewa yang di berikan kepadanya dan kembali terjun ke medan perang revolusioner.

Pada tahun 1966 Che Guevara melanjutkan perjuangannya ke Bolivia, maksud dari perjuangannya adalah menjatuhkan pemerintahan militer Bolivia yang pro Amerika Serikat. Berbagai ancaman dan teror sering ia peroleh karena pembertontakannya. Pasukan militer Amerika yang terlatih di kerahkan untuk menangkap Che Guevara. Kelompok anti pemberontak yang di motori pasukan militer Amerika mengetahui lokasi perkemahan Che Guevara dan pasukannya, dan pada tanggal 8 oktober 1967 perkemahan itu di kepung dan Che Guevara ditangkap. Keesokan hari Che Guevara dibunuh oleh para serdadu Bolivia. Kematiannya pun hingga saat ini menjadi peristiwa historis dan kontroversial.

Jika kita mencari kaum kiri yang berasal dari dalam negeri, Soe Hok Gie adalah orangnya. Mungkin ketenarannya tidak sebanding dengan tokoh – tokoh sejarah Indonesia lainnya, jadi tak heran jika kita tidak menemukan tokoh ini di buku – buku sejarah yang kita pelajari di bangku sekolah dulu. Soe Hok Gie yang biasa dikenal dengan sapaan Gie adalah seorang aktifis mahasiswa UI yang berdarah Cina. Gie terkenal sebagai aktivis dan pendiri MAPALA ( Mahasiswa Pencinta Alam ) dikampusnya, karena Ia memiliki hobi mendaki gunung bersama teman – temannya. Ia dikenal sebagai sebagai pemuda yang memiliki keperdulian dan pengamatan tajam terhadap situasi masyarakat. Dengan bahasa yang lugas tanpa basa – basi mengeluarkan kritik terhadap apa yang ia anggap ketidakbenaran dan penyimpangan terhadap nilai – nilai keadilan dan kemanusiaan. Ia juga sering melakukan aksi ” tunjuk hidung”, atau menyebut langsung nama – nama penguasa yang melakukan penyimpangan.

Disaat era pergolakan tahun 1965 banyak keturunan cina yang mengganti nama, termasuk kakaknya mengganti nama menjadi Arif Budiman, Gie tetap menyandang nama Soe Hok Gie. Ia tidak mau terbawa arus politik yang akhirnya nanti tidak memihak kepada rakyat. Banyak kritikan yang ia lontarkan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada rakyat. Gie yang juga dikenal sebagai penulis, pernah menuliskan penyimpangan – penyimpangan yang di lakukan pemerintah di era Soekarno, keberaniannya ini mengakibatkan Ia serting mendapat teror dari berbagai pihak, Ia juga pernah dikucilkan masyarakat karena sifatnya yang pemberontak, tetapi menurut dia lebih baik dikucilkan dari pada harus jadi pengecut yang membiaran ketidak adilan itu terjadi. Gie juga terlibat dalam pergerakan Tritura yang berhasil menggulingkan pemertintahan Soekarno yang kemudian beralih ke orde baru. Semua pergerakan yang ia lakukan berdasarkan prinsip yang ia tanamkan yaitu mengedepankan kepentingkan rakyat dan tidak mau terlibat dalam pemerintahan, tidak seperti teman – temannya dulu yang aktif dalam pergerakan membela rakyat tetapi setelah itu duduk di kursi empuk pemerintahan.

Soe Hok Gie wafat pada tanggal 16 Desember 1969, Gie wafat ketika mendaki gunung Semeru karena menghisap gas beracun. Gie juga memiliki firasat atas kamatiannya, terbukti dengan kutipan dari tulisan terakhirnya menyebutkan ” Berbahagialah engkau yang mati muda”. Banyak karya – karya Gie yang sekarang sudah diedarkan, seperti CATATAN SEORANG DEMONSTRAN dan ORANG – ORANG DI PERESIMPANGAN KIRI JALAN. Hingga saat ini meski Ia termasuk golongan orang kiri tetapi ia menjadi tokoh yang di kagumi oleh orang – orang kanan karena keberaniannya dan kepeduliannya terhadap masyarakat.

Jika kita membandingkan kedua tokoh tersebut ada banyak persamaan yang dimiliki mereka, persamaannya antara lain mereka berjuang demi kepentingan rakyat tertindas dan tidak mau terlibat dalam urusan pemerintahan. Mereka juga memiliki keberanian untuk menentang kebijakan – kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Suatu keteladanan yang perlu kita tiru di era modern seperti ini. Di jaman anak muda sekarang yang masih menjunjung tinggi apatisme dan tidak peduli dengan penderitaan sesama, di sisi lain para penguasa berlomba berebut jabatan dan tidak berpihak kepada rakyat. Suatu keadaan yang membuat bangsa ini tidak terlepas dari keterpurukan.

BANGKITNYA PERGERAKAN MAHASISWA

Oleh : A. Ericho Gautama

“Mahasiswa memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan politik yang terjadi di bangsa Indonesia”, pernyataan ini muncul karena adanya babak demi babak pergerakan mahasiswa yang mampu menumbangkan kekuasaan rezim seperti di tahun 1966 dan tahun 1998. Dengan semangat yang tak pernah padam para mahasiswa meneriakkan aspirasi mereka dengan turun ke jalan, seperti yang terjadi pada tahun 1998, saat itu gedung MPR di penuhi manusia berpakaian almamater dari berbagai kampus di ibu kota. Kedekatan mahasiswa dengan para rakyat dan melawan segala bentuk penindasan, pembodohan, serta menolak kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat menjadi latar belakang dari aksi-aksi mereka. Bisa dikatakan pergerakan mahasiswa tidak pernah absen menanggapi situasi-situsasi sebagai bentuk dari hasil kekuasaan yang bersifat tirani dari pemerintah. Mahasiswa berontak karena ketidakadilan akibat kekuasaan pemerintah yang menyengsarakan rakyatnya.
Meskipun kekuatan dari aksi-aksi mahasiswa berorientasi pada aksi massa saja, tetapi dengan kolektifitas mereka mampu menunjukkan kepada bangsa Indonesia bahwa mahasiswa ialah suatu generasi muda yang peduli terhadap problem-problem yang terjadi. Pergerakannya merupakan perpanjangan dari aspirasi rakyat sebagai bentuk keikutsertaan masyarakat terhadap kelangsungan politik bangsa. Sebagai insan intelektual, mahasiswa tidak hanya berfokus pada edukasi yang diperoleh di kampus mereka saja, mereka memiliki tanggung jawab lain yaitu sebagai pelopor pembela rakyat yang tertindas, dengan pola pikir yang kritis dari mereka mampu mengkritisi pihak pemerintah yang menyengsarakan rakyat. Perlawanan yang dilakukan merupakan bentuk dari koreksi dan kontrol dari sistem pemerintahan yang berlaku. Mahasiswa juga disebut sebagai agen perubahan sosial ( social change ) karena mampu merubah keadaan sosial di suatu negara.

Beberapa tanggapan mengenai pergerakan mahasiswa
Banyak komentar yang mendukung tapi ada juga yang mencela, dari beberapa perbincangan politik yang pernah di ungkapkan baik secara formal ataupun informal dari tenaga pengajar, mahasiswa, serta masyarakat. Seperti menurut pendapat beberapa mahasiswa, “Buat apasih demo, toh harga juga sudah naik kenapa juga masih dipermasahkan?”, ada juga yang berpendapat “Ngapain juga panas-panasan gak jelas, emang didengerin?, mending di rumah ngerjain tugas kuliah”, tapi beberapa pendapat seorang aktifis mahasiswa “ Kita harus memperjuangkan apa yang menjadi hak kita, Mahasiswa adalah perpanjangan tangan dari masyarakat yang berteriak dan tidak pernah di dengarkan pendapatnya oleh para wakil rakyat. Menyuarakan apa yang di rasakan masyarakat, karena mahasiswa merupakan salah satu elemen dari masyarakat. Kami siap mati untuk Rayat.”.
Menurut pendapat beberapa pendidik, “Mahasiswa memang harus bisa berfikir secara idealis kapan lagi jika bukan saat kuliah ini karena dalam dunia kerja pemikiran itu sudah tak bisa di pakai lagi, mahasiwa boleh berorasi karena mereka juga bagian dari masyarakat, tapi kami tidak suka jika mereka menjadi anarkis.” Sedangkan menurut pendapat beberapa masyarakat, “kami dukung pergerakan adik-adik mahasiswa, tapi jika merusak fasilitas umum itu malah merugikan rakyat namanya”.

Pergerakan mahasiswa dan era reformasi
Masih terekam di ingatan kita pada bulan Mei 1998 sebagai tonggak reformasi yang ditandai dengan tumbangnya rezim Soeharto. Peristiwa ini tidak luput dari peran serta mahasiswa yang tergabung dari berbagai aksi di setiap daerah. Hampir setiap hari di media cetak maupun elektronik pada waktu itu menayangkan unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa. Mereka rela turun kejalan walaupun harus berhadapan dengan pedihnya semprotan gas air mata dan panasnya peluru karet dari aparat. Memang banyak korban yang jatuh, baik dari mahasiswa, masyarakat, dan juga aparat keamanan. Ada juga yang memanfaatkan kesempatan itu untuk menjarah, memperkosa dan melakukan tindak anarkis lainnya. Mahasiswa merasa marah dan harus berontak terhadap kecurangan rezim dan anggota pemerintah yang lain karena telah terbukti melakukan tindak korupsi, fase inilah yang mengakibatkan bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi hingga sekarang ini. Gaya pemerintahan orde baru juga dituntut berubah oleh para mahasiswa, yang pada era Soeharto identik dengan kediktatorannya, harus berubah menjadi sistem pemerintahan yang murni menjalankan demokrasi, terbukti dari tahun 1998 hingga sekarang setiap rakyat bebas mengeluarkan aspirasinya bahkan menentang kebijakan-kebijakan dari pemerintah.
Bangsa Indonesia memasuki era baru yaitu reformasi, sebuah perubahan yang diharapkan oleh masyarakat mampu memulihkan kondisi bangsa, tetapi realita yang terjadi dalam pelaksanaan reformasi di bangsa ini tidak mampu memulihkan keadaan, menurut beberapa ahli politik sebenarnya hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia belum siap memasuki era reformasi karena masih banyak persoalan-persoalan yang belum terselesaikan akibat dari pemerintahan orde baru seperti kasus korupsi dan kesalahan-kesalahan yang lain. Seharusnya persoalan-persoalan tersebut harus terselesaikan sebelum bangsa Indonesia memasuki fase baru.

Pergerakan mahasiswa setelah tumbangnya rezim Soeharto
Aksi mahasiswa semakin berkurang setelah berhasil menumbangkan presiden Soeharto. Pergerakan mereka terkotak-kotak oleh lembaga atau organisasi yang mereka naungi. Pergerakan mahasiswa dirasa hanya berfokus di daerah-daerah saja dan tidak berlangsung secara serentak seperti di tahun 1998, hal ini disebabkan karena pergerakan mahasiswa hanya berfokus pada permasalahan-permasalahan yang terjadi di daerahnya saja, seperti menolak kebijakan dari pemerintah daerah atau bertujuan menggulingkan kepala daerah karena melakukan penyimpangan. Aksi yang mereka lakukan juga tidak mampu mengakibatkan perubahan yang sangat berarti, karena tidak digubris oleh pemerintah setempat.
Pergerakan mahasiswa di masa ini juga mengalami penurunan jumlah massa, hal ini disebabkan karena trauma para mahasiswa pada unjuk rasa tahun 1998 yang telah memakan banyak korban dari pihak mahasiswa, hal ini berakibat para mahasiswa lebih memilih diam atau tidak melakukan tindakan di saat kesewenangan terjadi dari pada harus menjadi korban kerusuhan pada unjuk rasa. Maka timbullah perilaku apatis dari para mahasiswa yang hanya mementingkan edukasi dari kampusnya dari pada situasi

Pergerakan mahasiswa di tahun 2008
Memasuki tahun 2008 tepatnya sekitar akhir Mei, peristiwa di tahun 1998 terulang lagi seperti membangunkan sang naga yang tertidur selama sepuluh tahun namun kasusnya bukan menggulingkan suatu rezim, tetapi aksi mereka bermaksud untuk menolak kenaikan BBM. Kenaikan BBM ditolak karena akan mengakibatkan dampak yang meluas seperti kenaikan harga kebutuhan pokok. Mahasiswa melakukan aksi serentak lagi seperti yang terjadi sepuluh tahun yang lalu, kolektifitas aksi-aksi mahasiswa terjadi di beberapa daerah. Di Jogja sendiri mahasiswa melakukan beberapa aksi, antara lain mereka melakukan unjuk rasa dengan memblokir pom bensin seperti yang terjadi di jalan Kusuma Negara dan pemblokiran jalan raya yang terjadi di Bantul.

Lagi-lagi mahasiswa harus berhadapan dengan para aparat, seperti yang di alami rekan-rekan mahasiswa di UNAS, mereka terpaksa harus bentrok dengan para aparat, karena pihak aparat menyerbu masuk ke kampus mereka dan merusak fasilitas kampus, sungguh disayangkan memang, pihak aparat yang seharusnya menjadi penertib dan melindungi aksi unjuk rasa harus bentrok dengan mahasiswa dengan memasuki kampus. Para mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa juga harus ditahan oleh aparat selama beberapa hari. Realita inilah yang terjadi di tahun 2008 ini, ditengah kondisi bangsa yang semakin terpuruk membuat para mahasiswa dengan sifat idealisnya melakukan suatu tindakan walaupun harus rela terluka bahkan harus ditahan oleh aparat.

“Suatu perubahan sosial dapat terjadi jika adanya suatu kesadaran dari masyarakat untuk berubah dan melakukan perlawanan terhadap kekuasaan yang tidak berpihak kepada rakyat. Tugas seorang kaum intelektual muda tidak hanya berorientasi kepada edukasi saja, tetapi juga sebagai pelopor pembela rakyat sebagai tanggung jawab moral kepada bangsa, dan salah satu caranya ialah melakukan perlawanan.”

BUDAYA INDIE SEBAGAI BENTUK KEMERDEKAAN BERKREATIFITAS


oleh : A. Ericho Gautama

inilah ciri khas yang diusung para musisi indie “melakukan sesuatu dengan caranya sendiri

Berkreatifitas merupakan salah satu bentuk dari aktualisasi diri manusia. Sebuah aktualisasi diri yang mendasarkan pada kebebasan berfikir manusia untuk menciptakan sesuatu hal yang berbeda dari yang bersifat umum (mainstream). Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk diakui keberadaannya, karena pada dasarnya seseorang akan diakui keberadaannya jika dia melakukan suatu hal atau berkarya. Keberadaan seseorang akan semakin diakui jika dia melakukan suatu hal yang berbeda dari kebiasaan yang bersifat mainstream. Banyak orang disekitar kita yang mengamati bahkan menilai setiap hal yang kita lakukan. Jika kita berani melakukan sesuatu hal yang berbeda dari hal yang bersifat umum atau yang biasanya disebut dengan istilah melawan arus, semakin banyak orang yang akan mengamati apa yang kita lakukan.

Idealisme dalam berkarya adalah sebuah bentuk kemerdekaan berkreatifitas. Dengan kemerdekaan berpikir dan berbuat tanpa adanya sebuah tekanan untuk menciptakan suatu karya, muncullah suatu karya yang bersifat fresh dan berbeda dengan karya-karya serupa yang bersifat umum. Inilah yang disebut dengan budaya Indie, berasal dari kata Independent yang berarti merdeka, budaya ini mengusung semangat kebebasan berkreasi tanpa adanya suatu tekanan atau pembatasan terhadap idealisme berkarya bagi para penganutnya. Budaya indie muncul sejak tahun 1980-an, waktu itu budaya indie masih mengusung pola hidup underground dengan menganut perlawanan terhadap suatu hal yang bersifat umum dimasyarakat, bahkan waktu itu budaya indie juga disebut sebagai bentuk anti kemapanan.

Seiring berkembangnya jaman, penganut budaya Indie semakin terus bertambah jumlahnya. Penganut budaya ini kebanyakan para generasi muda yang ingin berkarya dengan idealisme mereka tanpa harus mengikuti selera pasar. Kita sering mendengar istilah indie digunakan untuk dibidang musik. Para band-band indie adalah sebagai bukti bahwa budaya indie telah diterapkan dalam berkreatifitas melalui musik. Mereka berani memberikan warna baru pada dunia musik di tanah air. Band-band indie melakukan recording dengan mandiri tanpa naungan dari major label, bahkan dalam mempromosikan band mereka dengan caranya sendiri juga. Meski terkesan underground dan tidak mau melakukan cara yang bersifat umum, inilah ciri khas yang diusung para musisi indie “melakukan sesuatu dengan caranya sendiri”. Para musisi indie tidak mau bergabung di major label karena hanya akan membatasi kreatifitas mereka, major label hanya berorientasi pada profit dan selera pasar tanpa mempedulikan idealisme dalam berkarya. Lihat saja indusri musik di Indonesia sekarang ini, di layar-layar televisi hanya diisi band-band yang seragam dengan aliran musik melayu yang mendayu-dayu. Jarang sekali kita menemukan band-band yang memiliki warna baru dalam bermusik. Band-band yang berada di bawah naungan major label akan selalu menuruti selera pasar, mereka dituntut agar musik mereka menganut selera pasar, bukan pasar yang menganut musik mereka. Inilah perbedaan dari band indie dan band major label. Mereka yang berada di bawah naungan major label akan sering mendapat batasan-batasan berkreatifitas dalam bermusik.

Musik indie telah mampu memberikan warna baru ditengah-tengah kebosanan masyarakat yang sering disuguhi band-band yang seragam. Mereka mengusung aliran musik yang sesuai dengan idealis mereka, rock n’ roll, punk, blues, jazz, reagge, bahkan musik metal menjadi pilihan mereka. Ditengah-tengah banyak band yang mengusung tema percintaan dalam musiknya, band-band indie tetap mengusung semangat independent mereka. Tak heran jika kita sering mendengarkan lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial sampai pemberontakan di lyric musik band Indie.

Media publikasi yang sering mereka pergunakan adalah radio dan internet. Hampir semua radio yang berada di Jogja mempunyai acara khusus untuk memutar musik indie. Suatu apresiasi tersendiri kepada stasiun radio yang telah mempromosikan dan memberikan wadah bagi para musisi indie untuk memperkenalkan musik mereka ke telinga masyarakat. Band-band indie juga mempromosikan profil band mereka di internet. Seiring perkembangan teknologi dan komunikasi telah memudahkan mereka untuk mempromosikan karyanya. Komunitas-komunitas band indie juga dibentuk sebagai sebuah wadah untuk berkomunikasi bagi para penganut budaya indie, mereka juga sering membuat acara musik yang pengisi acaranya adalah mereka sendiri. Perkembangan musik indie belakangan ini juga mengalami kemajuan yang sangat berarti, dengan adanya ajang pencarian bakat bermusik indie yang diselenggarakan oleh salah satu perusahaan rokok ternama telah mampu memperkenalkan musik indie di tengah masyarakat. Para pecinta musik indie juga semakin bertambah jumlahnya, tak kalah dengan para penikmat musik mainstream, terbukti di sejumlah acara musik indie dihadiri oleh banyak penonton.

Selain diterapkan dalam bermusik, budaya indie juga diterapkan dalam berkreatifitas di bidang lain. Dibidang perfilman misalnya, kita sering mendengar istilah film indie belakangan ini. Sama seperti musik indie yang menganut kebebasan dalam berkreatifitas dan kemandirian. Film indie diproduksi tanpa naungan nama rumah produksi dengan produser ternama. Mereka hanya butuh kerja sama dan kekompakan antar crew dan pemainnya, inilah modal utama yang dimiliki para pembuat film indie. Tema yang diangkat dalam filmnya pun beragam, tidak hanya mengambil tema percintaan tetapi juga sering kita menjumpai kritik sosial dalam film indie. Kebanyakan film-film indie memiliki durasi yang pendek, berbeda dengan film-film pada umumnya yang memiliki durasi minimal 1,5 jam. Dengan budget yang tidak terlalu besar dan peralatan yang sederhana, film indie dibuat untuk mewakili kemerdekaan berkreatifitas para pelakunya tanpa mempedulikan profit yang diperoleh.

Inilah suatu pembelajaran positif dari para pengusung semangat indie, mereka berkreatifitas tanpa batas, mereka menjalankan idenya seperti air mengalir, mereka menjalankan idenya dengan mandiri, mereka juga tidak terlalu memikirkan profit yang diperoleh. Suatu sikap yang perlu dicontoh


GELIAT SENI URBAN Sebagai Bentuk Aktualisasi Diri para Penduduk Kota

Oleh : A.Ericho Gautama

Hingga saat ini para pelaku seni urban terus mengekspresikan hasrat seninya. Seni urban terus berkembang mengiringi riuhnya aktivitas kota. Anda akan menyadari sekarang ini bahwa kota Anda telah berubah menjadi galeri seni”


Kota adalah tempat dimana peradaban baru manusia muncul, sebagai akibat dari interaksi sosial yang disebabkan oleh beraneka ragam latar belakang dan wilayah asal penduduknya. Benturan-benturan atau sekedar sebuah persaingan menjadi suatu hal yang wajar, bahkan dianggap tidak tabu. Masyarakat kota berlomba-lomba mencari jati dirinya. Siapa yang mampu bertahan dialah penguasanya, sedangkan yang kalah akan terpental dan tersungkur di kerasnya persaingan

Berbagai macam suku, ras, dan agama menjadi suatu komposisi penduduk yang melekat diperkotaan. Keanekaragaman penduduk inilah yang menyebabkan suatu perebutan ruang-ruang aktualisasi diri agar para penduduk kota diakui keberadaannya. Bentuk aktualisasi diri mampu menghasilkan suatu karya yang kreatif serta inovatif yang dapat memberikan

keindahan di tengah keramaian kota. Heterogenitas para penduduk kota mampu menghasilkan suatu karya-karya yang beragam dan menarik untuk dinikmati, sehingga perlu suatu wadah atau ruang untuk mengekspresikan karya-karya mereka.

Seni adalah salah satu bentuk ekspresi manusia untuk merespon suatu keindahan. Melalui seni, manusia dapat mengaktualisasikan dirinya agar orang lain mengakui keberadaan para pelakunya. Seni juga dapat dijadikan sebagai sarana hiburan. Ditengah riuhnya aktivitas kota, seni mampu menawarkan sesuatu yang dapat menyegarkan suasana. Melalui seni, manusia dapat berekspresi menuangkan ide-ide yang ada di pikirannya untuk dinikmati khalayak ramai.

Seni urban merupakan sebuah ekspresi para penduduk kota dengan berbagai perbedaannya untuk merespon segala problematika yang terjadi. Ditengah-tengah rutinitas yang terjadi di kota, muncullah sekelompok orang untuk berekspresi memamerkan hasil karya seni ditengah-tengah publik, sebagai bentuk respon terhadap situasi sosial atau sekedar sebuah sindiran dan kritikan terhadap kondisi masyarakat. Seni urban adalah sebuah cerminan penduduk kota itu sendiri.

Hasil karya seni tidak lagi hanya bisa dinikmati di museum maupun di galeri saja, seni urban mampu memamerkan hasil karya seni di tengah-tengah publik tanpa mengeluarkan gocek untuk menikmatinya. Seni urban mampu mematahkan suatu anggapan bahwa seni hanya bisa di nikmati oleh golongan kelas atas atau kelas menengah saja. Di sudut-sudut kota, di bawah jembatan layang, ataupun tembok-tembok di keramaian kota menjadi media bagi para seniman urban untuk mengekspresikan hasrat seninya. Mural adalah salah satu bentuk dari seni urban, lukisan-lukisan yang menyiratkan pesan kepada masyarakat ini mampu memperindah kota. Sering kita menjumpai suatu daerah yang sebelumnya terlihat sepi menjadi lebih ramai dan berwarna setelah terpampang lukisan-lukisan mural dan grafitty di tembok-tembok. Seperti di daerah stadion Kridosono atau di jembatan layang stasiun Lempuyangan. Disana kita bisa menjumpai goresan-goresan cat para seniman mural yang mampu menambah keindahan kota.

Tujuan dari seni urban adalah untuk merespon suatu perbedaan kelas sosial, perbedaan politik, anti kemapanan, serta perlawanan terhadap sistem yang dominan dalam masyarakat. Kritikan-kritikan atau sindiran terhadap para penguasa dan pemerintah dapat dituangkan melalui karya seni. Kebebasan berekspresi adalah semangat yang diemban para pelaku seni urban, sehingga tidak perlu memikirkan suatu dampak yang berarti terhadap mereka jika melakukan suatu kritikan atau sindiran. Dulu kita menganggap corat-coret di tembok yang dilakukan oleh para Bomber ( sebutan kepada komunitas yang melakukan corat-coret tembok) hanya merusak pemandangan, tetapi sekarang ini dengan menggunakan media yang tepat, coretan-coretan yang berkualitas, serta dikelola secara benar mampu memberikan nilai keindahan meskipun berisi suatu kritikan maupun sindiran.

Wilayah urban dipilih sebagai media untuk mempresentasikan seni urban, dengan ketidakmungkinan untuk memamerkan hasil karya seninya di pameran maupun galeri, maka muncullah suatu gagasan untuk memakai ruang-ruang publik sebagai media memamerkan karya-karya seniman urban. Memamerkan karya-karya seni di galeri maupun di pameran hanya berorientasi komersial saja dan tidak banyak anggota publik yang menikmatinya. Berbeda jika karya seni ataupun lukisan jika pamerkan di tengah-tengah publik, semua orang yang melintas di jalan dapat menikmatinya. Pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh para seniman dapat tersalurkan secara lebih gampang kepada masyarakat.

Lukisan mural adalah salah satu bentuk seni urban yang menyampaikan sebuah pesan kepada para penduduk kota. Selain nilai-nilai keindahan yang ada di lukisan mural, ternyata ada sebuah himbauan atau ajakan kepada para masyarakat untuk melakukan hal yang positif, seperti ajakan untuk bergotong-royong, atau ajakan untuk sadar dengan kebersihan lingkungan. Melaui lukisan mural, bentuk-bentuk persuasif kepada masyarakat dapat lebih efektif disampaikan karena manusia pada dasarnya senang dengan suatu keindahan. Para seniman mural dapat mengkomunikasikan ide-ide yang ada dipikirannya kepada masyarakat luas melalui karya seninya.

Hingga saat ini para pelaku seni urban terus mengekspresikan hasrat seninya. Seni urban terus berkembang mengiringi riuhnya aktivitas kota. Anda akan menyadari sekarang ini bahwa kota Anda telah menjadi galeri seni yang mampu memberikan keindahan. Perlu adanya dukungan dari para Pemerintah kota kepada para pelaku seni urban seperti menyediakan sarana atau ruang untuk mengekspresikan kreatifitas mereka.

Thanxs to : Kawan-kawan LPM EKSPRESI “UNY” untuk bukunya “NARASI KOTA DALAM
LABIRIN SENI”